Pengertian Obligasi
Obligasi
adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan
membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada
akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang
biasa disebut nilai par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan
sejumlah uang kepada perusahaan saat ini.
Obligasi biasanya dijual di
pasar obligasi dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat.
Obligasi adalah satu sekuritas yang berdasarkan pada IOU dari
penerbitnya. Obligasi ini tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik
perusahaan. Contohnya, 10 tahun obligasi AT & T memberikan hak untuk
menerima pembayaran kupon atau bunga secara periodik dan pokok atau
face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi tidak memiliki suara
dalam pengambilan keputusan di perusahaan.
Banyak obligasi adalah
Fixed-Rate Bond atau sekuritas yang berpendapatan tetap karena
perjanjian pembayarannya berbentuk kontraktual dan tetap sepanjang
waktu. Bagaimana pun beberapa obligasi membayar dalam bentuk variabel
income dan mengacu pada Floating-Rate Bond. Jangka waktu obligasi tidak
terlalu lama dan tidak terdapat risiko kebangkrutan, secara umum risiko
dari obligasi itu tergolong rendah dengan return yang rendah pula.
Biasanya obligasi kurang liquid daripada saham dan umumnya relatif
tinggi cashflow secara periodik (untuk membayar bunga kepada pemegang
obligasi) (Levy 28).
Karakteristik Obligasi
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam
penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan
jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi
obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi
berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis
perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai
masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum
masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang
10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin
diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.
3. Principal dan Coupon rate
Nilai
prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit
obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo.
Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value,
par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah
tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang
obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun
kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
Tingkat
persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya
coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya
adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.
4. Jadwal pembayaran
Kewajiban
pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara
berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan,
semesteran, atau tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah (Levy 29-30).
Jenis-Jenis Obligasi
Sekuritas
pasar modal meliputi instrumen-instrumen yang lebih besar dari satu
tahun dan isntrumen-instrumen yang tidak memiliki masa jatuh tempo.
Secara umum, pasar ini terjadi karena adanya instrumen yang berisi
sekumpulan aliran kas yang dijanjikan, atau menawarkan partisipasi untuk
mendukung profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Dalam
sekuritas pasar modal ni terdapat dua macam instrumen yaitu fixed income
securities dan equity income securities. Fixed income securities
terbagi dua kategori besar yaitu:
1. Government Bond
Seperti
T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas
pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah.
Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US
Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh)
tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10
(sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable
Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu
di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal
Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways,
sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe
Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond. (Levy
40-41)
2. Corporate Bond
Corporate Bond adalah sekuritas yang
mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan
sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada
pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang
menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli
obligasi disebut kreditur. (Timothy and Joseph 408). Jenis-jenis
Corporate Bond adalah:
- Secured Bonds
Secured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.
- Mortgage bonds
Mortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).
- Unsecured bonds (Debentures)
Unsecured
bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan.
Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari perusahaan
penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok
pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar,
maka pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors. Investor tidak
memiliki hak atas harta perusahaan.
- Convertible bonds
Convertible
bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan.
Obligasi ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik obligasi
menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang
sama. Biasanya sekuritas lain
tersebut adalah common stock.
- Variable-Rate bonds
Obligasi
yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti frekuensi
bunga yang berlaku di pasar atau market rate index.
- Putable bonds
Putable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik obligasi.
- Junk bonds
Junk
bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi
yang memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena
obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment
grade.
- International bonds
International bonds adalah obligasi
yang dijual di negara lain. Obligasi dapat diperdagangkan dalam satuan
mata uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain dalam
mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut Eurobonds.
- Super Long-Term bonds
Obigasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun.
(Timothy and Joseph 415-420)
Risiko-risiko dalam obligasi
[Baca Juga : Faktor - faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Berinvestasi]
1. Interest-Rate Risk
Harga
dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari
perubahan tingkat bunga: Jika tingkat suku bunga naik, maka harga
obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka
harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus menjual obligasi
sebelum jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna bahwa
investor akan mengalami capital loss (missal investor menjual obligasi
dibawah harga beli). Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate risk
atau market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada umumnya dialami
oleh investor pada pasar obligasi.
2. Reinvestment Risk
Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan reinvestment risk.
3. Call Risk
Sebagian
perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang
diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan
investor akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu
perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.
4. Default Risk
Default
Risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit
obligasi yang mengalami kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi
yang memiliki Default Risk dalam perdagangan di pasar obligasi
mempunyai harga yang rendah dibandingkan dengan U.S Treaasury
securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di pasar
obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond.
5. Inflation Risk
Peningkatan
Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya
nilai aliran kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya
security due inflasi. Contohnya jika investor membeli obligasi pada
coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka
purchasing power aliran kas secara nyata akan dikurangi.
6. Exchange-Rate Risk
Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing,
memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi
dalam mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau
nilai pokok pinjaman terjadi.
7. Liquidity Risk
Liquidity atau marketable risk bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.
8. Volatility Risk
Harga
suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan
faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut.
Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi.
Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk.
sumber:http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/obligasi-pengertian-karakteristik-dan.html
Apakah Anda dalam kesulitan keuangan? Apakah Anda perlu
BalasHapuspinjaman untuk memulai bisnis atau untuk membayar tagihan Anda?
Kami memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan bantuan dan kami memberikan pinjaman kepada perusahaan lokal, internasional dan juga pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%.
Terapkan Sekarang Via Email: kellywoodloanfirm@gmail.com
Terima kasih
Terima kasih dan Tuhan memberkati
Ibu Kelly